Sebagai kapten tim saya dan pelatih Ruslan Scherbakov mewakili regu putri Indonesia yang harus kembali duluan karena acara PONmenerima Piala Juara Grup C di atas Meksiko dan Venezuela.
Hanya satu kata, kami bangga padamu
srikandi-srikandi kecil catur Indonesia: Medina Warda Aulia, 15; Chelsie Monica
Sihite, 16; Dewi AA Citra, 18; Aay Aisyah Anisa, 14; dan Ummi Fisabilillah, 12
tahun!
Datang ke Istanbul sebagai unggulan
ke-54, dan hadir tanpa pecatur nomor satu Indonesia GMW Irene Kharisma
Sukandar, 20, yang tidak diijinkan perkuat Indonesia oleh KONI Jabar karena
harus konsentrasi ke PON, kalian seperti terlecut tampil “kesetanan” membungkam
tim-tim catur kuat dunia.
Pada babak terakhir berhadapan lawan tim
Yunani yang merupakan unggulan ke-18 yang diperkuat MI Yelena Dembo (2457), GMW
Anna-Maria Botsari (2336), MIW Ekaterini Fakhiridou (2215), dan MIW Ekaterini
Pavlidou (2237); tim srikandi kecil Indonesia yang turun dengan susunan MFW
Medina Warda Aulia (2218), MIW Chelsie Monica Sihite (2143), MFW Dewi AA Citra
(2143) dan Ummi Fisabilillah yang belum memiliki rating internasional, yang
artinya tim Indonesia di atas kertas “harus” kalah 0-4 dan kembali ke peringkat
seperti dua tahun lalu pada Olimpiade Catur Khanty-Mansyisk 2010, justru
memporak-porandakan perhitungan matematis dan berbagai prakiraan itu.
Ummi yang kurang pengalaman memang tak
berdaya melawan Pavlidou. Namun skor 0-1 duluan ini memang sudah diperkirakan
oleh pelatih Ruslan Scherbakov. “Kita akan kalah duluan, 0-1, karena itu kamu Chelsie
yang memegang buah putih, harus mampu terus unggul agar irama dan suasana tim
tetap positif dan penuh harapan,” ucap Ruslan di kamar 556 Radisson Blu Hotel
yang ditempati Chelsie dan Medina, pada malam sehari sebelumnya.
Chelsie yang duduk online di depan laptop dan baru saja melihat pairing yang keluar di situs resmi panitia, berpikir sejenak lalu
berkata dengan cepat: “Lets do it.”
Maka persiapan akhir berupa bagaimana mengantisipasi pembukaan dan pertahanan
lawan pun dilakukan menggunakan software
dan database catur yang mutkahir.
Chelsie,
gadis putih manis yang sering salah urutan langkah persiapan itu ternyata menepati
janjinya. Dialah satu-satunya dari empat partai yang dimainkan dimana tim
Indonesia unggul. Chelsie mengurung, menekan dan mengunci setiap gerak buah
lawan.
Partai Yelena vs Medina berlangsung
keras dan penuh komplikasi. Sempat tertekan, menetralisir dan balik menekan,
lalu kembali berkembang liar. Ofisial tentu saja deg-degan terus. Penonton
siaran live di Indonesia, tentu merasakan
hal yang sama. Partai Fakhiridou vs Citra juga demikian, di pembukaan Citra
yang pegang hitam tampak pasif dan tertekan.
Namun Medina, 15 tahun, yang dipercaya duduk
di papan satu, membalas kepercayaan yang diberikan kapten dan pelatih. Tititk
lemah Medina yang jika kalah, akan kalah besoknya dan besoknya lagi, tidak
terjadi di Istanbul. Kalimat “fighting
Jung Tae Woo” dan “fighting Sandy”
yang diambil dari buku Summer in Seoul
karya Ilana Tan yang kami baca selama “41 hari Tur ke Eropa”, mampu membuat
Medina tersentak dan bangkit ke mood
aslinya lagi!
Langkah 42...g5! yang dimainkan Medina
adalah langkah Grandmaster yang membuat Yelena yang bergelar MI putra itupun
menyadari bahwa gadis murah senyum di depannya itu bukanlah anak sembarangan.
Segala strategi dan taktik yang ia gunakan, semuanya terbaca dan bahkan dibalas
dengan sama baiknya. Yelena pun langsung menyerah. Skor 1-1!
Chelsie tampil tanpa cacat. Kali ini
semua langkah-langkahnya sempurna. Langkah 33.Ga5 adalah juga langkah
Grandmaster. Ia mau merangkai posisi zugzwang
(jalan apapun salah) ketika bidak dan perwira masih banyak di atas papan.
Bagaimana itu bisa terjadi? Hanya Grandmaster yang biasa mampu melakukan itu.
Botsari terus terus bertahan. Namun pada langkah ke-49 ia pun menyerah. Skor
sekarang 2-1 untuk INA.
Hasil seri di tangan ini sudah
memastikan tugas yang dibebankan Ketua Umum PB Percasi Hashim Djojohadikusumo untuk memperbaiki peringkat dari Olimpiade
Khanty-Mansyisk 2010 yang ranking 43 sudah pasti akan tercapai. Tapi seberapa
banyakkah kenaikkan yang dapat dipersembahkan untuk Ibu Pertiwi Indonesia?
Posisi Citra sudah berbalik dari
tertekan menjadi unggul karena menang kualitas di mana Bentengnya berhasil
ditukar dengan Gajah dan Kuda lawan. Kemudian gadis yang pantas jadi fotomodel
ini bermain aman. Bahkan aman sekali, yang membuat para ofisial yakin,
Indonesia akan membuat kejutan, akan membalikkan segala prakiraan matematis.
Kejutan itu terjadi ketika Fakhiridou
akhirnya menyerah pada langkah ke-58 setelah melihat segala komplikasi yang
coba ia ciptakan mampu diredam oleh Citra. Saking senangnya Citra cepat-cepat menandatangani
scoresheet dan langsung berdiri meninggalkan
kursi pertandingan. Wasit yang baru mau memberikan kertas tembusan notasi tak
mampu lagi menemukan sang “gadis fotomodel” itu. Skor akhir pun ditempel: 3-1
untuk Indonesia!
Kita mengalahkan tim yang peringkatnya
tiga puluh enam di atas tim Indonesia. Dan dengan skor yang sangat meyakinkan
pula. Bravo tim putri Indonesia! Pak
Ketua Umum, kami berhasil memperbaiki peringkat! Dan tidak tanggung-tanggung,
kami naik sembilan belas peringkat, atau kini bertengger di peringkat 24 dunia
dari 127 tim atau dari 124 negara!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar