Bunawan,IA,IO |
Pada Kejurnas Catur ke 45 yang berlangsung dari tanggal 29 Oktober-3 November 2015 di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta, pada kelompok Senior Putra terjadi 4 pecatur memiliki nilai 9 MP. Untuk menentukan peringkat maka digunakan Tie-Break untuk memastikan siapa yang berhak menyandang gelar juara nasional.
Tie-Break pertama yang digunakan adalah Direct encounter.
Hasil Tie-Break Direct encounter ke-4 pemain dapat di lihat pada tabel di bawah ini.
Tie-Break pertama yang digunakan adalah Direct encounter.
Hasil Tie-Break Direct encounter ke-4 pemain dapat di lihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 1. Pertemuan Antar Pemain
Sean Tirta Susanto Farid
Sean 0,5 1 1
Tirta 0,5 0
Susanto 0 1 0,5
Farid 0 0,5
Sean Tirta Susanto Farid
Sean 0,5 1 1
Tirta 0,5 0
Susanto 0 1 0,5
Farid 0 0,5
Tampak dari tabel di atas , Farid tidak ketemu Tirta selama pertandingan 11 babak ber
langsung, Pertanyaannya: apakah Tie-Break Direct Encounter ini tidak berlaku atau digugurkan dalam kasus di atas?
Untuk menjawab hal ini, mari kita lihat aturan Tie-Break Direct Encounter yang dapat diunduh dari FIDE Competition Rules Annex 3: Tie-Break Regulations yang berbunyi:
langsung, Pertanyaannya: apakah Tie-Break Direct Encounter ini tidak berlaku atau digugurkan dalam kasus di atas?
Untuk menjawab hal ini, mari kita lihat aturan Tie-Break Direct Encounter yang dapat diunduh dari FIDE Competition Rules Annex 3: Tie-Break Regulations yang berbunyi:
“If all the tied players have met each other, the sum of points from these encounters is used. The player with the highest score is ranked number 1 and so on. If some but not all have played each other, the player with a score that could not be equalled by any other player (if all such games had been played) is ranked number 1 and so on”.
Terjemahan dari bunyi aturan ini adalah:
“Jika semua pemain mempunyai sekor yang sama di dalam kelompok nilainya sudah saling ketemu semuanya, maka jumlah nilai dari pertemuan mereka dijumlahkan. Pemain yang memperoleh sekor tertinggi berada di peringkat 1 dan seterusnya. Jika beberapa pemain akan tetapi tidak semua pemain saling ketemu di dalam kelompok nilai yang sama, maka pemain dengan sekor yang tidak dapat disamai oleh pemain lainnya (seandainya semua partai sudah dimainkan) diberi peringkat 1 dan seterusnya”.
Berdasarkan aturan di atas, walaupun Tirta dan Farid tidak pernah ketemu, perhitungan Tie-break Direct Encounter masih bisa dilakukan. Jumlah Sekor Sean Winshand tertinggi, yakni 2,5 berada di peringkat 1, di peringkat selanjutnya adalah Susanto dengan sekor 1,5. Tampak pada Tabel 1, seandainya Tirta atau Farid saling ketemu, maka jumlah sekor yang dikumpulkan Tirta atau Farid hanya 1,5 MP tidak bisa menyamai sekor Sean Winshand.
Kesimpulan dari perhitungan Tie-Break Direct Encounter dalam kasus ini perlu diberlakukan, sehingga tidak harus berlanjut ke Tie-Break selanjutnya.
Kesimpulan dari perhitungan Tie-Break Direct Encounter dalam kasus ini perlu diberlakukan, sehingga tidak harus berlanjut ke Tie-Break selanjutnya.
Sepanjang pengamatan saya untuk Tie-Break Direct Encounter, kalau hanya ada 3 pemain yang sekornya sama di dalam kelompok nilainya, hampir tidak ada masalah. Akan tetapi, kalau ada 4 pemain atau lebih, maka kita bisa salah menafsirkan atau salah kaprah dalam memahami Tie-Break Direct Encounter ini.
Kembali pada kasus di atas, mengapa Program Pairing Swiss Manager memberikan hasil yang berbeda untuk kasus ini, hasil keluaran Swiss Manager untuk Tie-Break Direct Encounter tidak berlaku.
Di sini kemungkinan besar pembuat Program Pairing Swiss Manager, Heinz Herzog, tidak menafsirkan pengertian aturan Tie-Break Direct Encounter ini secara menyeluruh dan komprehensif. Untuk itu, dalam waktu dekat saya akan mencoba menyurati beliau dengan contoh kasus ini, agar tidak menimbulkan ambigu dan salah tafsir serta membingungkan kita semua. Saya kira tidak hanya Heinz Herzog saja hampir kebanyakan Wasit Papan Atas (Top Level) juga bisa salah tafsir.
Di sini kemungkinan besar pembuat Program Pairing Swiss Manager, Heinz Herzog, tidak menafsirkan pengertian aturan Tie-Break Direct Encounter ini secara menyeluruh dan komprehensif. Untuk itu, dalam waktu dekat saya akan mencoba menyurati beliau dengan contoh kasus ini, agar tidak menimbulkan ambigu dan salah tafsir serta membingungkan kita semua. Saya kira tidak hanya Heinz Herzog saja hampir kebanyakan Wasit Papan Atas (Top Level) juga bisa salah tafsir.
Sekarang kita lihat kasus Tie-Break kedua yaitu Buchholz dengan variabel Virtual Point.
Sekarang kita hitung Buchholz Sean. Untuk itu kita lihat tabel 2 lawan-lawan Sean.
Karena di babak 1 Sean dapat forfeit ( lawannya Alhuda tidak pernah hadir selama Ke
jurnas berlangsung ), maka nilai Buchholz Sean dikoreksi dengan menggunakan
Sekarang kita hitung Buchholz Sean. Untuk itu kita lihat tabel 2 lawan-lawan Sean.
Karena di babak 1 Sean dapat forfeit ( lawannya Alhuda tidak pernah hadir selama Ke
jurnas berlangsung ), maka nilai Buchholz Sean dikoreksi dengan menggunakan
Rumus Svon = SpR + ( 1 - SfpR ) + 0,5 x ( n - R )
Svon = Sekor Virtual
SpR = Sekor pemain P sebelum babak R
SfpR = Sekor pemain P yang mendapat forfeit pada pada babak R
n = Jumlah babak yang sudah selesai.
R = Babak ketika pemain mendapat forfeit atau Bye.
SpR = Sekor pemain P sebelum babak R
SfpR = Sekor pemain P yang mendapat forfeit pada pada babak R
n = Jumlah babak yang sudah selesai.
R = Babak ketika pemain mendapat forfeit atau Bye.
Tabel 2. Lawan-lawan Sean
Rd. N a m a Pts. Hasil
1 Alhuda 0 +
2 I Wayan Ekananta 2,5 1
3 Kasmiran, FM 6 1
4 Hamdani Rudin, FM 7,5 1
5 Susanto Megaranto, GM 9 1
6 Pitra Andika, FM 8 0
7 Farid Firmansyah, IM 9 1
8 Tirta Chnadra, IM 9 0,5
9 Ronny Gunawan, IM 8 1
10 Zulkhairi 8 1
11 Anjas Novita, FM 8 0,5
1 Alhuda 0 +
2 I Wayan Ekananta 2,5 1
3 Kasmiran, FM 6 1
4 Hamdani Rudin, FM 7,5 1
5 Susanto Megaranto, GM 9 1
6 Pitra Andika, FM 8 0
7 Farid Firmansyah, IM 9 1
8 Tirta Chnadra, IM 9 0,5
9 Ronny Gunawan, IM 8 1
10 Zulkhairi 8 1
11 Anjas Novita, FM 8 0,5
Dalam hal ini Sean disini adalah pemain P. Sebelum babak 1 sekor SpR Sean
adalah 0. Sekor Sean di babak 1 adalah SfpR adalah 1 dan n = 11.
Dalam babak 1 Sean dianggap tidak bermain melawan Alhuda, akan tetapi bermain
dengan lawan Virtual. Sekor dari lawan Virtual pada akhir turnamen adalah :
Svon = Sp R + ( 1 - Sfp R ) + 0,5 x ( n - R )
= 0 + ( 1 - 1 ) + 0,5 x ( 11 - 1 ) = 5
Sekor Virtual di babak 1 inilah yang digunakan untuk menghitung nilai Buchholz Sean.
Lawan Sean di babak 2 adalah I Wayan Ekananta yang ternyata di babak 10 dan 11
tidak hadir sehingga kalah forfeit masing-masing dari Musawir dan Akhmad Nuh.
Kedua pemain ini merupakan lawan tidak langsung dari Sean. Untuk keperluan perhi
tungan nilai Buchholz Sean, maka I Wayan Ekananta dianggap remis sehingga I Wayan
mendapat nilai 0,5 di babak 10 dan di babak 11 bukan 0, sehingga sekor I Wayan untuk
kepentingan perhitungan Buchholz Sean adalah 2,5 + 0,5 + 0,5 = 3,5 dan bukan 2,5.
Tabel 3 : Lawan-lawan I Wayan Ekananta
Rd. N a m a Pts. Hasil
1 Nasib Ginting 8 1
2 Sean Winshand 9 0
3 Surya Wahyudi 6 0,5
4 M. Yunus 4 0
5 Yardian SPd. 4 1
6 Masruri Rahman 7 0
7 Ardiansyah, MP 6,5 0
8 John Nuds 5,5 0
9 Timi Arnobus Ello 5,5 0
10 Musawir 2,5 -
11 Akhmad Nuh 3,5 -
adalah 0. Sekor Sean di babak 1 adalah SfpR adalah 1 dan n = 11.
Dalam babak 1 Sean dianggap tidak bermain melawan Alhuda, akan tetapi bermain
dengan lawan Virtual. Sekor dari lawan Virtual pada akhir turnamen adalah :
Svon = Sp R + ( 1 - Sfp R ) + 0,5 x ( n - R )
= 0 + ( 1 - 1 ) + 0,5 x ( 11 - 1 ) = 5
Sekor Virtual di babak 1 inilah yang digunakan untuk menghitung nilai Buchholz Sean.
Lawan Sean di babak 2 adalah I Wayan Ekananta yang ternyata di babak 10 dan 11
tidak hadir sehingga kalah forfeit masing-masing dari Musawir dan Akhmad Nuh.
Kedua pemain ini merupakan lawan tidak langsung dari Sean. Untuk keperluan perhi
tungan nilai Buchholz Sean, maka I Wayan Ekananta dianggap remis sehingga I Wayan
mendapat nilai 0,5 di babak 10 dan di babak 11 bukan 0, sehingga sekor I Wayan untuk
kepentingan perhitungan Buchholz Sean adalah 2,5 + 0,5 + 0,5 = 3,5 dan bukan 2,5.
Tabel 3 : Lawan-lawan I Wayan Ekananta
Rd. N a m a Pts. Hasil
1 Nasib Ginting 8 1
2 Sean Winshand 9 0
3 Surya Wahyudi 6 0,5
4 M. Yunus 4 0
5 Yardian SPd. 4 1
6 Masruri Rahman 7 0
7 Ardiansyah, MP 6,5 0
8 John Nuds 5,5 0
9 Timi Arnobus Ello 5,5 0
10 Musawir 2,5 -
11 Akhmad Nuh 3,5 -
9 lawan Sean semuanya tidak ada yang menang atau kalah forfeit sehingga nilai
Buchhloz Sean = ( 5 ) + ( 3,5 ) + 6 + 7,5 + 9 + 8 + 9 + 9 + 8 + 8 + 8 = 81.
Perhitungan nilai Buchholz Tirta Chandra. Lihat Tabel 4
Buchhloz Sean = ( 5 ) + ( 3,5 ) + 6 + 7,5 + 9 + 8 + 9 + 9 + 8 + 8 + 8 = 81.
Perhitungan nilai Buchholz Tirta Chandra. Lihat Tabel 4
Tabel 4 : Lawan-lawan Tirta Chandra.
Rd. N a m a Pts. Hasil
1 Said Al Hadad 4,5 1
2 Rahmatullah Noor 6,5 1
3 Hans Pusung 7 0,5
4 Hendra Supriadi 6 1
5 Jamaludin 7 1
6 Khairul Anam 7 1
7 Pitra Andika 8 1
8 Sean Winshand, IM 9 0,5
9 Dede Liu, IM 8 1
10 Irwanto Sadikin, IM 8,5 1
11 Susanto Megaranto, IM 9 0
Disini ada 4 lawan Tirta yang perlu dikoreksi untuk nilai perhitungan Buchholz nya
Pada babak 1 Tirta ketemu Said Al Hadad yang di babak 11 tidak hadir sehingga
kalah forfeit. Lihat Tabel 5 lawan-lawan Said Al Hadad.
Pada babak 1 Tirta ketemu Said Al Hadad yang di babak 11 tidak hadir sehingga
kalah forfeit. Lihat Tabel 5 lawan-lawan Said Al Hadad.
Tabel 5 : Lawan-lawan Said Al Hadad
Rd. N a m a Pts. Hasil
1 Tirta Chandra, IM 9 0
2 Elly Bala 5 1
3 Rahman Arif 4 1
4 Arthur Paat 7 1
5 Farid Firmansyah, IM 9 0
6 Irwan Mahdi 6 0
7 Suyud Hartoyo 6,5 0
8 Hadianor 6 0,5
9 M. Yunus 4 1
10 Japarudin 5,5 0
11 Suwito 5,5 -
Rd. N a m a Pts. Hasil
1 Tirta Chandra, IM 9 0
2 Elly Bala 5 1
3 Rahman Arif 4 1
4 Arthur Paat 7 1
5 Farid Firmansyah, IM 9 0
6 Irwan Mahdi 6 0
7 Suyud Hartoyo 6,5 0
8 Hadianor 6 0,5
9 M. Yunus 4 1
10 Japarudin 5,5 0
11 Suwito 5,5 -
Untuk keperluan perhitungan Buchholz Tirta, maka Said Al Hadad dianggap remis
sehingga Said Al Hadad mendapat nilai 0,5 di babak 11 bukan 0. Oleh karena itu sekor
Said Al Hadad untuk keperluan perhitungan Buchholz Tirta adalah 4,5 + 0,5 = 5.
sehingga Said Al Hadad mendapat nilai 0,5 di babak 11 bukan 0. Oleh karena itu sekor
Said Al Hadad untuk keperluan perhitungan Buchholz Tirta adalah 4,5 + 0,5 = 5.
Kemudian di babak 4 Tirta ketemu Hendra Supriadi yang di babak 11 tidak hadir
sehingga kalah forfeit. Lihat Tabel 6 lawan-lawan Hendra Supriadi.
Untuk keperluan perhitungan Buchholz Tirta , maka Hendra Supriadi dianggap remis
sehingga Hendra Supriadi mendapat nilai 0,5 di babak 11 bukan 0. Oleh karena itu untuk
kepentingan perhitungan Buchholz Tirta, sekor Hendra Supriadi adalah 6 + 0,5 = 6,5.
sehingga kalah forfeit. Lihat Tabel 6 lawan-lawan Hendra Supriadi.
Untuk keperluan perhitungan Buchholz Tirta , maka Hendra Supriadi dianggap remis
sehingga Hendra Supriadi mendapat nilai 0,5 di babak 11 bukan 0. Oleh karena itu untuk
kepentingan perhitungan Buchholz Tirta, sekor Hendra Supriadi adalah 6 + 0,5 = 6,5.
Tabel 6 :
Rd. N a m a Pts. Hasil
1 Dedi Iskandar 5 0,5
2 M. Pasaribu 4,5 1
3 Alsera Dacorta 4,5 1
4 Tirta Chandra 9 0
5 Luthfi 6 1
6 Emas Fajar Fatih 6 0
7 Marzuki Tarigan 6 1
8 Eri Purnama 6 0,5
9 Heri Kurniawan 5 1
10 Ruslan Hamba 8 0
11 Sunardi Sadeli 7 -
Rd. N a m a Pts. Hasil
1 Dedi Iskandar 5 0,5
2 M. Pasaribu 4,5 1
3 Alsera Dacorta 4,5 1
4 Tirta Chandra 9 0
5 Luthfi 6 1
6 Emas Fajar Fatih 6 0
7 Marzuki Tarigan 6 1
8 Eri Purnama 6 0,5
9 Heri Kurniawan 5 1
10 Ruslan Hamba 8 0
11 Sunardi Sadeli 7 -
Di babak 5 Tirta ketemu Jamaludin yang di babak 1 ketemu Agus Susanto yang tidak
hadir, sehingga Jamaludin menang forfeit atau bye.
hadir, sehingga Jamaludin menang forfeit atau bye.
Tabel 7 : Lawan-lawan Jamaludin.
Rd. N a m a Pts. Hasil
1 Agus Susanto 0 +
2 Novi Hitian Bessy 4 1
3 Awang Wahono, IM 7,5 0,5
4 Nasib Ginting, IM 8 1
5 Tirta Chandra P, IM 9 0
6 Susanto Megaranto, GM 9 0
7 Edy Endullah 5,5 1
8 Kaharudin Mokoginta 7 0,5
9 Amli, MP 5 1
10 Ronny Gunawan, IM 8 0
11 Emas Fajar Fatih 6 1
Rd. N a m a Pts. Hasil
1 Agus Susanto 0 +
2 Novi Hitian Bessy 4 1
3 Awang Wahono, IM 7,5 0,5
4 Nasib Ginting, IM 8 1
5 Tirta Chandra P, IM 9 0
6 Susanto Megaranto, GM 9 0
7 Edy Endullah 5,5 1
8 Kaharudin Mokoginta 7 0,5
9 Amli, MP 5 1
10 Ronny Gunawan, IM 8 0
11 Emas Fajar Fatih 6 1
Untuk keperluan perhitungan Buchholz Tirta, dianggap Jamaludin remis dengan
lawan Virtual di babak 1, sehingga sekor Buchholz Jamaludin yang dipakai untuk
menghitung nilai Buchholz Tirta adalah 7- 0,5 = 6,5
lawan Virtual di babak 1, sehingga sekor Buchholz Jamaludin yang dipakai untuk
menghitung nilai Buchholz Tirta adalah 7- 0,5 = 6,5
Di babak 8 Tirta ketemu Sean Winshand yang mendapat bye di babak 1, melawan
Alhuda ( Lihat Tabel 1 ). Untuk keperluan perhitungan Buchholz Tirta, dianggap Sean
remis dengan lawan Virtual di babak 1, sehingga sekor Buchholz Sean yang dipakai
untuk menghitung nilai Buchholz Tirta adalah 9 -0,5 = 8,5.
Alhuda ( Lihat Tabel 1 ). Untuk keperluan perhitungan Buchholz Tirta, dianggap Sean
remis dengan lawan Virtual di babak 1, sehingga sekor Buchholz Sean yang dipakai
untuk menghitung nilai Buchholz Tirta adalah 9 -0,5 = 8,5.
7 lawan Tirta sisanya tidak ada yang menang atau kalah forfeit, sehingga nilai Buchholz
Tirta = (5) + 6,5 + 7 + (6,5) + (6,5) + 7 + 8 + (8,5) + 8 + 8,5 + 9 = 80,5.
Tirta = (5) + 6,5 + 7 + (6,5) + (6,5) + 7 + 8 + (8,5) + 8 + 8,5 + 9 = 80,5.
Perhitungan niai Buchholz Susanto :
Ada 5 lawan Susanto yang perlu dikoreksi nilai Buchholznya.
Di babak 1 Susanto ketemu Marihot Sinaga yang tidak hadir di babak 2, 8, 9, 10 dan 11
sehingga Marihot Sinaga kalah forfeit. Lihat Tabel 8, lawan-lawan Marihot Marihot Sinaga.
Ada 5 lawan Susanto yang perlu dikoreksi nilai Buchholznya.
Di babak 1 Susanto ketemu Marihot Sinaga yang tidak hadir di babak 2, 8, 9, 10 dan 11
sehingga Marihot Sinaga kalah forfeit. Lihat Tabel 8, lawan-lawan Marihot Marihot Sinaga.
Tabel 8 : Lawan-lawan Jamaludin.
Rd. N a m a Pts. Hasil
1 Susanto Megaranto 9 0
2 David Sihaloho 5 -
3 Elly Bala 5 1
4 Danang Wahyudianto 3 0
5 Akhmad Nuh 3,5 1
6 Rahman Arif 4 1
7 Susanto Megaranto 6 0
8 Faisal Ali 5 -
9 Andi Muhdar' 4 -
10 Yerobeam L. Mdoy 4,5 -
11 Imanuellia Ali 3 -
Rd. N a m a Pts. Hasil
1 Susanto Megaranto 9 0
2 David Sihaloho 5 -
3 Elly Bala 5 1
4 Danang Wahyudianto 3 0
5 Akhmad Nuh 3,5 1
6 Rahman Arif 4 1
7 Susanto Megaranto 6 0
8 Faisal Ali 5 -
9 Andi Muhdar' 4 -
10 Yerobeam L. Mdoy 4,5 -
11 Imanuellia Ali 3 -
Untuk keperluan perhitungan Buchholz Susanto, maka Marihot Sinaga dianggap remis
di babak 2, 8, 9, 10 dan 11 sehingga sekor Marihot Sinaga untuk keperluan perhitungan
Susanto adalah 3 + 2,5 = 5,5.
di babak 2, 8, 9, 10 dan 11 sehingga sekor Marihot Sinaga untuk keperluan perhitungan
Susanto adalah 3 + 2,5 = 5,5.
Di babak 5 Susanto ketemu Sean Winshand yang dibabak 1 menang forfeit atau bye
atas Alhuda lihat Tabel 2.
Untuk keperluan perhitungan Buchholz Susanto, Sean Winshand dianggap remis dengan
lawan Virtual di babak 1, sehingga sekor Buchholz Sean yang dipakai untuk menghitung
nilai Buchholz Susanto adalah 9 - 0,5 = 8,5.
atas Alhuda lihat Tabel 2.
Untuk keperluan perhitungan Buchholz Susanto, Sean Winshand dianggap remis dengan
lawan Virtual di babak 1, sehingga sekor Buchholz Sean yang dipakai untuk menghitung
nilai Buchholz Susanto adalah 9 - 0,5 = 8,5.
Di babak 6 Susanto ketemu Jamaludin yang di babak 1 menang forfeit atau bye atas
Agus Susanto. Lihat Tabel 6. Untuk keperluan perhitungan Buchholz Susanto, dianggap
Jamaludin remis dengan lawan Virtual di babak 1 sehingga sekor Buchholz Jamaludin
yang dipakai untuk menghitung nilai Buchholz Susanto adalah 7 - 0,5 = 6,5.
Agus Susanto. Lihat Tabel 6. Untuk keperluan perhitungan Buchholz Susanto, dianggap
Jamaludin remis dengan lawan Virtual di babak 1 sehingga sekor Buchholz Jamaludin
yang dipakai untuk menghitung nilai Buchholz Susanto adalah 7 - 0,5 = 6,5.
Di babak 8 Susanto ketemu Suhendra yang tidak hadir di babak 1 dan 11 sehingga
Suhendra kalah forfeit. Untuk keperluan perhitungan Buchholz Susanto, maka Suhendra
dianggap remis di babak 1 dan 11 sehingga sekor Suhendra untuk keperluan perhitungan
Susanto adalah 5,5 + 0,5 + 0,5 = 6,5 . Lihat tabel 9.
Suhendra kalah forfeit. Untuk keperluan perhitungan Buchholz Susanto, maka Suhendra
dianggap remis di babak 1 dan 11 sehingga sekor Suhendra untuk keperluan perhitungan
Susanto adalah 5,5 + 0,5 + 0,5 = 6,5 . Lihat tabel 9.
Tabel 9 :
Rd. N a m a Pts. Hasil
1 Miftahurrahman 6 -
2 Andi Muhdar 4 0,5
3 Jimmy Aruolus Ello 5,5 1
4 Didik Widiarso 6,5 1
5 M. Said Hamid 5,5 1
6 Achmad Raihan 7 1
7 Surya Wahyudi 6 1
8 Susanto Megaranto, GM 9 0
9 Cerdas Barus, GM 7 0
10 Fachrul Roji 7 0
11 Michael Owen' 6,5 -
Rd. N a m a Pts. Hasil
1 Miftahurrahman 6 -
2 Andi Muhdar 4 0,5
3 Jimmy Aruolus Ello 5,5 1
4 Didik Widiarso 6,5 1
5 M. Said Hamid 5,5 1
6 Achmad Raihan 7 1
7 Surya Wahyudi 6 1
8 Susanto Megaranto, GM 9 0
9 Cerdas Barus, GM 7 0
10 Fachrul Roji 7 0
11 Michael Owen' 6,5 -
Di babak 9 Susanto bertemu Hudallah yang mendapat bye di babak 1 karena lawannya
Maryono tidak hadir. Lihat Tabel 10.
Tabel 10 :
Rd. N a m a Pts. Hasil
1 Maryono 0 +
2 Endy Endullah 5,5 1
3 Suwito 5,5 1
4 Pitra Andhika 8 0
5 Anderson Harun 5,5 0
6 Heri Siregar 6 1
7 Fandi 5,5 1
8 Andi Ballado 6 1
9 Susanto Megaranto 9 0
10 Emas Fajar Fatih 6 1
11 Dede Liu 8 0
Maryono tidak hadir. Lihat Tabel 10.
Tabel 10 :
Rd. N a m a Pts. Hasil
1 Maryono 0 +
2 Endy Endullah 5,5 1
3 Suwito 5,5 1
4 Pitra Andhika 8 0
5 Anderson Harun 5,5 0
6 Heri Siregar 6 1
7 Fandi 5,5 1
8 Andi Ballado 6 1
9 Susanto Megaranto 9 0
10 Emas Fajar Fatih 6 1
11 Dede Liu 8 0
Untuk keperluan perhitungan Buchholz Susanto, maka Hudallah dianggap remis dengan
lawan Virtual di babak 1, sehingga sekor Buchholz Hudallah yang dipakai untuk menghi-
tung nilai Buchholz Susanto adalah 7 - 0,5 = 6,5.
Nilai Buchholz Susanto = (5,5) + 7 + 9 + 7 + (8,5) + (6,5) +7,5 + (6,5) + (6,5) + 7 + 9 = 80
lawan Virtual di babak 1, sehingga sekor Buchholz Hudallah yang dipakai untuk menghi-
tung nilai Buchholz Susanto adalah 7 - 0,5 = 6,5.
Nilai Buchholz Susanto = (5,5) + 7 + 9 + 7 + (8,5) + (6,5) +7,5 + (6,5) + (6,5) + 7 + 9 = 80
Perhitungan Tie-Break Farid Firmansyah :
Ada 3 lawan Farid yang nilai Buchholz nya perlu dikoreksi.
Lawan Farid di babak 1 Michael Owen yang menang bye di babak 7 dan 11. Lihat tabel
Ada 3 lawan Farid yang nilai Buchholz nya perlu dikoreksi.
Lawan Farid di babak 1 Michael Owen yang menang bye di babak 7 dan 11. Lihat tabel
Tabel 11 :
Rd. N a m a Pts. Hasil
1 Farid Firmansyah, IM 9 0
2 Tomi Syafar 4 0,5
3 Robert 6 1
4 Godam Eka 7 0,5
5 Joko Purbowo 7 0,5
6 Usman 5 0,5
7 Jauhari 4 +
8 Anasrullah 7 1
9 Muhammad Johan 7 0
10 Hendry Gere 6 0,5
11 Suhendra, IM 5,5 +
Rd. N a m a Pts. Hasil
1 Farid Firmansyah, IM 9 0
2 Tomi Syafar 4 0,5
3 Robert 6 1
4 Godam Eka 7 0,5
5 Joko Purbowo 7 0,5
6 Usman 5 0,5
7 Jauhari 4 +
8 Anasrullah 7 1
9 Muhammad Johan 7 0
10 Hendry Gere 6 0,5
11 Suhendra, IM 5,5 +
Untuk keperluan perhitungan Buchholz Farid, dianggap Michael Owen remis dengan
lawan Virtual di babak 7 dan 11, sehinggasekor Buchholz Michael Owen yang dipakai
untuk menghitung nilai Buchholz Farid adalah 6,5 - 0,5 - 0,5 = 5,5.
Di babak 5 Farid ketemu Said Al Hadad yang tidak hadir di babak 11. sehingga Said
Al Hadad kalah forfeit ( Lihat Tabel 5 ),
Untuk keperluan perhitungan Buchholz Farid, maka Said Al Hadad di anggap remis
di babak 11. Sehingga sekor Said untuk keperluan perhitungan nilai Buchholz Farid ada
lah 4,5 + 0,5 = 5
lawan Virtual di babak 7 dan 11, sehinggasekor Buchholz Michael Owen yang dipakai
untuk menghitung nilai Buchholz Farid adalah 6,5 - 0,5 - 0,5 = 5,5.
Di babak 5 Farid ketemu Said Al Hadad yang tidak hadir di babak 11. sehingga Said
Al Hadad kalah forfeit ( Lihat Tabel 5 ),
Untuk keperluan perhitungan Buchholz Farid, maka Said Al Hadad di anggap remis
di babak 11. Sehingga sekor Said untuk keperluan perhitungan nilai Buchholz Farid ada
lah 4,5 + 0,5 = 5
Di babak 7 Farid ketemu Sean Winshand yang mendapat bye di babak 1 atas Alhuda
( Tabel 2 ). Untuk keperluan perhitungan Buchholz Farid, maka Sean dianggap remis dgn
lawan Viertual dibabak 1, sehingga sekor Buchholz Sean yang dipakai untuk menghitung
nilai Buchholz Farid adalah 9 - 0,5 = 8,5.
Jadi Nilai Buchholz Farid = (5,5) + 6 + 9 + 7 + (5) + 6 + (8,5) + 7,5 + 8 + 8 + 7,5 = 78
Kesimpulan: hasil perhitungan manual Buchholz dengan Virtual Opponent sesuai dengan perhitungan yang dilakukan program Swiss Manager. Tie Break inilah yang menentukan Kemenangan Sean, bukan Tie-Break Direct Encounter yang oleh Program Swiss Manager tidak diberlakukan karena menganggap ada pemain yg tidak saling ketemu. Ketika itu semua pemain, official dan para wasit di Kejurnas setelah pertandingan selesai juga beranggapan demikian dengan menyatakan bahwa Tie-Break Direct Encounter tidak berlaku, pada kenyataannya Tie-Break Direct Encounter inilah yang seharusnya sudah menentukan kemenangan Sean. Para pembaca Info Catur bisa melihat lagi Final Standing Kejurnas Ke-45 Kelompok Senior Putra pada file Swiss Manager. Mudah-mudahan sedikit ulasan saya ini bisa bermanfaat.
Barangkali perlu koreksi untuk cara memaparkan agar lebih mudah dicerna oleh pembaca yg kurang cerdas seperti saya.
BalasHapus