1. Herman Suradiradja
(Lahir: Sukabumi, 14 Oktober 1947). Herman Suradiradja adalah pecatur Indonesia yang pertama kali meraih gelar Grand Master. Herman adalah putra ke 7 dari Raden Sudarma Suradiradja (Tokoh Pasundan). Herman menjadi juara nasional tahun 1975. Kemudian meraih norma Master Internasional tahun 1976. Pendidikan catur diperoleh Herman di Bulgaria. Ia mendapatkan semua norma GM-nya di negara itu. Norma pertama di Primorsko tahun 1977, yang kedua dan terakhir di Plovdiv setahun kemudian. Sayang sekali setelah mendapatkan gelarnya Suradiradja tidak mampu menunjukkan kelasnya sebagai seorang GM dengan performa yang memadai. Herman adalah Grandmaster Indonesia yang sampai saat ini ratingnya terendah, menurut Daftar ELO rating FIDE terbaru per 1 Januari 2012 ratingnya hanya 2238.
2. Haji Ardiansyah (sebelah kanan)
(Lahir: Banjarmasin, 5 Desember 1951). Haji Ardiansyah adalah salah satu pemain catur terkemuka di Indonesia. Ia telah beberapa kali mewakili Indonesia dalam Olimpiade Catur tingkat dunia. Pada 1986 ia menjadi Grandmaster. Pecatur senior dan gaek yang sudah banyak asam garam catur ini termasuk Grandmaster yang paling aktif ikut turnamen lokal (tingkat nasional) di Indonesia. Abah Ardiansyah (panggilan beliau), juga tercatat sebagai pecatur yang sering berpindah-pindah domisili. Abah yg merupakan orang BANJAR pertama kali tentu hidup di Kalimantan Selatan (Banjarmasin). Grandmaster ini juga pernah di Jawa Timur (kota Surabaya). Kemudian di Jawa Tengah, Riau dan beberapa daerah lainnya. Catatan manis pernah dibuat GM H. Ardiansyah ketika pernah mengalahkan salah satu pecatur top dunia yaitu GM Viswanathan Anand (India). Saat itu abah sedang mengikuti turnamen Olimpiade Catur di Dubai tahun 1986 tepatnya tanggal 28 Nopember 1986 dan Anand kala itu masih remaja. Menurut Daftar ELO rating FIDE terbaru per 1 Januari 2012 ratingnya 2371.
3. Utut Adianto (sudah tidak aktif lagi sebagai atlit catur)
(Lahir: Jakarta, 16 Maret 1965). Utut Adianto Wahyuwidayat adalah seorang pecatur yang sering dianggap sebagai yang terbaik yang pernah dimiliki Indonesia. Ia adalah Grandmaster (GM) Indonesia berperingkat tertinggi di Indonesia saat ini. Saat meraih gelar grandmaster, ia adalah pecatur Indonesia termuda yang berhasil mencapai prestasi ini, yaitu pada usia 21 tahun. Prestasinya ini hanya bisa dilewati oleh muridnya yaitu pecatur grandmaster Indonesia lainnya yaitu Susanto Megaranto, yang menjadi GM pada usia 17 tahun. Utut sempat menjadi grandmaster super pada tahun 1995-1999, saat itu ELO ratingnya melebihi 2600. Pak Utut juga adalah pecatur Indonesia yang pernah bertemu tanding lawan pecatur legenda hidup GM Garry Kasparov (Rusia) pada EUROPE-ASIA Rapid Match 2001 yang kala itu Kasparov masih aktif dan menjadi pecatur No.1 dunia. Salah satu dari 2 partai yang dimainkan berhasil ditahan remis/draw oleh GM Utut Adianto. Pak Utut pernah masuk peringkat 100 besar dunia pada Juli 2001 dengan ELO rating 2598. Bersama dengan Machnan R. Kamaluddin, Ir. Eka Putra Wirya dan Kristianus Liem, ia mendirikan Sekolah Catur Utut Adianto pada 1 Juli 1993, yang telah melahirkan beberapa pecatur nasional yang sekarang mendominasi catur Indonesia. Pak Utut dianggap sebagai profil pecatur yang KARIRNYA PALING SUKSES sebagai pecatur di Indonesia. Sekarang Pak Utut SUDAH TIDAK AKTIF LAGI SEBAGAI PECATUR PROFESIONAL karena telah menjadi anggota DPR RI dari Partai PDI-Perjuangan dan bekerja di Komisi X. Menurut Daftar ELO rating FIDE terbaru per 1 Januari 2012 ratingnya 2548.
4. Edhi Handoko (almarhum)
(Lahir: Solo, 28 Agustus 1960 – Wafat: Cibinong, 17 Februari 2009). Edhi Handoko adalah Grandmaster catur keempat Indonesia. Grand Master Edhi Handoko telah menorehkan prestasi baik nasional maupun internasional dan catatan prestasi terbaiknya dibuat saat meraih gelar Grand Master tahun 1994 dengan rating Elo 2495. Ia meraih gelar Master Nasional pada tahun 1978, dilanjutkan Master FIDE dan Master Internasional pada tahun 1982. Di tingkat internasional ia delapan kali membela tim Indonesia sebagai pemain yakni tahun 1980, 1982, 1984, 1986, 1988, 1992, 1994, dan 2000. Ia menjabat sebagai kapten tim putri Indonesia tahun 1990 dan kapten tim putra tahun 2006 dan 2008. Selain itu di tingkat internasional ia juga merebut medali perak beregu SEA Games 2003 dan juara beregu Antarkota Asia tahun 1993 dan 1994.
5. Ruben Gunawan (almarhum)
(Lahir:Jakarta, 17 April 1968 – Wafat:Manado, 28 Agustus 2005). Ruben Gunawan adalah salah satu dari delapan pecatur bergelar Grandmaster di Indonesia yang disegani pecatur dunia sampai saat ini. Ruben sedikitnya tercatat dua kali memperkuat tim Indonesia pada Olimpiade Catur, yaitu pada Olimpiade Istanbul tahun 2000 dan Olimpiade Calvia tahun 2004. Prestasi lainnya adalah menjadi Juara Junior Asia (KU20) tahun 1983 di Kuala Lumpur, Malaysia. Ia meninggal dunia meninggal dalam usia 38 tahun karena penyakit jantung dan pneumonia, yang pertama kali menyerangnya saat ia sedang membela tim Indonesia pada Olimpiade Catur di Calvia. Peringkat terakhir Ruben yang tercatat FIDE adalah urutan ke-1009 dunia (Juli 2005). ELO ratingnya saat itu adalah 2463, sementara rating tertinggi yang pernah dicapainya adalah 2467.
6. Cerdas Barus
(Lahir:Kabanjahe, 1 Januari 1961). Pecatur tuna rungu ini mengawali karirnya di dunia catur berdasarkan hobi belaka. Di daerah asalnya, Kabanjahe, sembari “nongkrong” di warung kopi, Cerdas yang saat itu masih berusia belasan tahun sering bermain catur karo bersama rekan-rekannya. Lama-kelamaan, pria Batak ini pun mulai melirik permainan catur internasional. Tanpa berguru khusus, apalagi ikut klub, Cerdas yang saat itu baru berusia 17 tahun mulai belajar catur lewat partai-partai permainan catur yang sering terbit di koran-koran. Cerdas meraih gelar MF pada tahun 1990. Kini, meski usianya telah mendekati setengah abad, ia tetap terlihat bersemangat mempelajari partai-partai baru. Dalam setiap turnamen catur yang diselenggarakan di tanah air pun, pecatur yang sejak 1992 meraih gelar MI ini tampak kerap berpartisipasi, tak jarang pula mampu mendulang prestasi, dan pecatur berpostur tinggi besar yang meraih gelar GM di Olimpiade Catur Ke-35 tahun 2002 di Slovenia dalam Telin Chess International Tournament (TCIT) 2011, Cerdas Barus masih bisa Juara 1. Sejak tahun 2010i GM Cerdas Barus membela Provinsi Jawa Timur dan sukses menyumbang medali emas di kelompok CATUR CEPAT pd Kejurnas Catur 2010 di Palangkaraya lalu. Menurut Daftar ELO rating FIDE terbaru per 1 Januari 2012 ratingnya 2403.
7. Susanto Megaranto
(Lahir:Indramayu, 28 Oktober 1987). Susanto adalah pecatur termuda Indonesia sampai saat ini. Santo (panggilan Grandmaster muda ini) berasal dari keluarga petani sederhana. Susanto kecil lahir dari keluarga kurang mampu di Desa Tempel, Kecamatan Lelea, Kabupaten Indramayu. Ketika berumur tujuh tahun dia berkenalan dengan catur karena melihat tetangganya main catur. Susanto mendapatkan Norma gelar GM pertama di SEA Games XXII/2003 di Hanoi. Masih panjang baginya untuk mendapatkan gelar GM karena adanya persyaratan lain itu. Tetapi ketika ia mengikuti Olimpiade di Kalpia, Spanyol, tahun lalu ia langsung mendapat GM karena ada persyaratan khusus yang dipenuhinya yakni Total Performance Rating yang tercapai angka 2600 untuk 12 babak. Santo yang pendiam ini adalah murid paling sukses jebolan dari Sekolah Catur Utut Adianto (SCUA) Bekasi. Prestasi terakhir Santo adalah meraih medali emas di SEA GAMES 2011 Palembang. Menurut Daftar ELO rating FIDE terbaru per 1 Januari 2012 ratingnya 2528.
8. Irene Kharisma Sukandar
(Lahir:Jakarta, 7 April 1992). Irene adalah pecatur Indonesia pertama yang berhasil menyandang gelar Grandmaster Wanita (GMW) terhitung mulai Desember 2008. Irene Kharisma Sukandar mengenal catur di usia 7 tahun tepatnya 1999 lalu, Irene telah memperlihatkan talenta yang luar biasa. Pada tahun 2001 ketika usianya baru 9 tahun, putri pasangan Singgih Heyzkel (ayah) dan Cici Ratna Mulya (ibu)ini sudah berhasil meraih gelar Master Percasi (MP). Setahun kemudian dia memperoleh gelar Master Nasional Wanita (MNW). Dua tahun kemudian yakni pada tahun 2004 ketika berlangsung Olimpiade Catur di Malorca, Spanyol, Irene mulai memperlihatkan tajinya dengan merebut gelar Master FIDE Wanita (MFW). Bukan itu saja, Irene juga meraih medali perak dalam arena yang melibatkan 864 peserta dari 107 negara ini. Akhirnya Irene masuk Sekolah Catur Utut Adianto (SCUA) di Bekasi. Dan akhirnya tahun 2008 Indonesia memiliki Grandmaster Wanita yang pertama. Menurut Daftar ELO rating FIDE terbaru per 1 Januari 2012 ratingnya 2325.
[ Disarikan dari berbagai sumber ]
Semoga pencapaian Gelar Grandmaster para pecatur top Indonesia di atas bisa MEMBERI SEMANGAT DAN MOTIVASI agar para pecatur (utamanya pecatur YUNIOR) meniru keberhasilan Grandmaster-Grandmaster catur di atas.
Mohon dapatnya diedit/dikoreksi langsung jika ada yang salah. Dan ditambahkan jika ada yang kurang. Terima kasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar