Sean Winshand Cuhendi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dunia percaturan Indonesia
siap-siap gigit jari. Jika tidak memberikan perhatian khusus, Indonesia
terancam kehilangan seorang pecatur muda berbakat.
Sean Winshand Cuhendi, pecatur muda berbakat besar, beberapa bulan terakhir tidak berada di Tanah Air, melainkan di Hungaria.
Selama Juli hingga Desember 2013, pemuda berumur 16 tahun berlatih dan
mengikuti sejumlah turnamen, untuk mengembangkan kemampuannya memainkan
bidak catur.
Selama tujuh bulan berada di Hungaria,
Winshand berhasil menjuarai lima dari 13 turnamen yang diikuti. Dalam
kurun waktu itu juga, Winshand berhasil menaikkan rating Elo-nya.
Sebelum bertolak ke Hungaria, rating Winshand hanya 2186. Sepulangnya dari Hungaria, rating Elo-nya menembus 2.364. Artinya, Winshand hanya butuh 136 poin lagi untuk menyandang gelar grandmaster.
Dengan beragam prestasinya, Winshand bisa menjadi batu emas bagi
Indonesia di masa mendatang. Namun, tanpa perhatian khusus, Indonesia
bisa kehilangan Winshand. Dia mengaku ada dua klub yang menawarinya
bergabung. Selain itu, ada rencana mereka untuk mengubah kewarganegaraan
Winshand.
“Biaya sampai jadi GM ditanggung mereka, tapi saya tolak,” ungkap
Winshand ketika berbincang dengan Tribunnews.com, Kamis (6/2/2014).
Selama ini, Indonesia baru memiliki tujuh grandmaster. Mereka antara
lain Utut Adianto, Edhi Handoko, Cerdas Barus, Ruben Gunawan (Almarhum),
Ardiansyah, Susanto Megaranto (Grandmaster termuda), dan Herman
Suradiradja (Grandmaster pertama). Winshand berpeluang menjadi
grandmaster kedelapan yang dimiliki Indonesia. Sayangnya, perhatian dari
pemerintah Indonesia masih minim.