Foto: Wikipedia (Magnus Carlsen) |
Norway Chess adalah sebuah turnamen catur tahunan yang sudah diselenggarakan untuk ketiga kalinya. Tetapi khusus untuk tahun ini merupakan turnamen pertama dari rangkaian tiga sirkuit catur yang tergabung dalam the Grand Chess Tour 2015.
Grand Chess Tour adalah sebuah kolaborasi baru diantara tiga penyelenggara turnamen catur elit yaitu the London Chess Classic, the Norway Chess dan the Sinquefield Cup yang telah diumumkan secara resmi tanggal 24 April 2015 bertempat di St Louis, Missouri, Amerika Serikat. Kreatornya adalah Garry Kasparov dengan dibantu pendanaan oleh konglomerat AS Rex Sinquefield.
Untuk tahun 2015, rangkaian turnamen ini akan dipentaskan di tiga tempat: the Norway Chess di Stavanger 15-26 Juni, the Sinquefield Cup di Saint Louis, AS tanggal 21 Agustus- 3 September dan the London Chess Classic di London, 3-14 Desember 2015.
Bahkan yang lebih mengejutkan lagi dalam konferensi pers saat pembukaan turnamen the Norway Chess 2015, Garry Kasparov mengatakan bahwa tahun 2016, Jakarta, Indonesia, akan menjadi salah satu penyelenggara seri turnamen catur super elit the Grand Chess Tour 2016. Beritanya bisa dibaca ditulisan saya sebelumnya.
Kembali ke judul, the Norway Chess 2015 yang sudah berlangsung empat babak di kota minyak Stravanger, Norwegia ini diikuti oleh 10 pecatur elit dunia yaitu:
GM Magnus Carlsen (Norwegia), GM Fabiano Caruana (Italia), GM Alexander Grischuk (Rusia), GM Veselin Topalov (Bulgaria), GM Viswanathan Anand (India), GM Levon Aronian (Armenia), GM Anish Giri (belanda), GM Hikaru Nakamura (USA) GM Maxime Vachier-Lagrave (Perancis) dan GM Jon Ludvig Hammer.
Bermain di depan publiknya sendiri, Magnus Carlsen benar-benar mengalami hari-hari kelabu dalam karir caturnya yang gilang gemilang. Dimulai di babak pertama ketika dia dinyatakan kalah waktu melawan pecatur Bulgaria GM Vaselin Topalov dalam posisi menang. Sulit membayangkan seorang juara dunia kalah karena tidak tahu peraturan.
Partainya sendiri berlangsung dengan tipikal khas Carlsen. Tidak ada keunggulan dalam pembukaan dan babak tengah. Dia menggiring lawan ke permainan babak akhir walaupun dengan Gajah berlainan warna. Lalu, tiba-tiba dia kalah waktu di langkah ke 60. Carlsen mengira dia akan mendapat waktu tambahan 15 menit seperti biasa setelah langkah terakhirnya, sehingga membuatnya sejenak bersantai. Ternyata tidak, yang terjadi adalah “bendera jamnya” jatuh.
Peraturan waktu kontrol di Grand Chess Tour adalah 40 langkah dalam 2 jam diikuti dengan 1 jam +30 detik per langkah sejak langkah ke- 41 tanpa ada lagi tambahan waktu sampai pertandingan berakhir. Semua tertulis dalam kontrak yang ditanda tangani oleh semua pemain. Sayangnya, Carlsen tidak membacanya!
Bahkan sebelum babak pertama dimulai, wasit kembali mengumumkan aturan baru ini dan lagi-lagi, sayangnya, Carlsen tidak mendengarnya karena dia datang terlambat! Kekalahan menyakitkan ini sangat memukul mental Carlsen yang biasanya sangat kuat sehingga di babak kedua dia kembali kalah dari GM Fabiano Caruana.
Dibabak ketiga, pahlawan catur Norwegia ini harus menghadapi GM Anish Giri pecatur muda Belanda yang belum pernah dikalahkannya. Dia luput melihat langkah menang di langkah ke-38 dan harus puas dengan hasil remis.
Pucaknya adalah saat bertemu rival utamanya mantan juara dunia lima kali dari India: GM Viswanathan Anand di babak keempat. Carlsen sudah mempermalukan Anand dalam dua kali pertemuan mereka saat perebutan gelar juara dunia. Bahkan yang lebih menyakitkan adalah saat Anand disiksa Carlsen di tanah kelahirannya sendiri di Chennai, India, tahun 2013 silam.
Ini dendam lama. Harus dibalas dengan cara yang sama dan Anand berhasil membalas sakit hati dengan melumat Carlsen di negaranya sendiri. Seluruh Norwegia heboh. Pahlawan catur mereka dieksekusi di depan mata mereka sendiri. Sungguh sebuah peristiwa yang sangat memalukan.
Media Norwegia lebih dramatis memberitakannya. Pada paruh kedua tahun 1200, Raja Magnus mendirikan Biara Lagabøte Utstein di Stavanger. Lebih dari 700 tahun kemudian Raja Catur Magnus Carlsen mengalami kekalahan pahit di Biara itu. Babak ke empat
Norway Chess memang mengambil tempat di Biara Lagabøte Utstein yang terletak di pulau Mosterøy di Rennesoy, wilayah Stavanger. Saat ini biara tersebut lebih banyak difungsikan untuk kegiatan konser musik, seminar dan konvensi. Untuk menuju kesana para pemain diantar dengan kapal feri dari sebuah pelabuhan kecil.
Carlsen sendiri tidak ikut bergabung dengan mereka karena dia menggunakan kendaraan pribadi mobil sport merk Tela terbarunya meskipun yang mengemudikan ayahnya karena juara dunia itu ternyata belum mempunyai SIM!
Kekalahan beruntun Magnus Carlsen ini mungkin tidak perlu terlalu di besar-besarkan. Ini cuma salah satu turnamen catur biasa. Bukan perebutan gelar juara dunia. Bermain di rumah sendiri memang selalu memberikan tekanan beban tanggung jawab besar. Itulah sebabnya Magnus selalu gagal menjuarai turnamen ini sejak diselenggarakan dua tahun lalu.
Sejauh ini GM Jon Ludvig Hammer, pecatur wakil tuan rumah yang dianggap paling lemah telah berhasil memenuhi janjinya. Sebelum Norway Chess dimulai, dia berkata bahwa target utamanya dalam turnamen ini adalah mengalahkan Magnus Carlsen. Perkataannya GM Jon Ludvig Hammer terbukti setelah ia mengalahkan juara dunia Magnus Carlsen pada babak terakhir atau babak sembilan.
Sumber: en.chessbase, chesscom
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusNama penulisnya kok gak disebut ya?
BalasHapus